7 Maret 2013

[BUKU] Mencintai KAMMI Setulus Hati

MengapaAkuMencintaiKAMMIJudul Buku  : Mengapa Aku Mencintai KAMMI

Penulis : Imron Rosyadi, Evie Fitria, Aji Kurnia Dermawan

Editor: Syamsudin Kadir

Genre : Non-Fiksi

Penerbit: Penerbit Muda Cendikia, Bandung

Tahun terbit: Maret 2010

Peresensi : Ahada Ramadhana *)

"Mengapa Aku Mencintai KAMMI" Ini adalah sebuah buku yang mencoba membangun KAMMI berdasarkan pengalaman (empirik) dari para pegiatnya ketika aktif menggiatkan KAMMI di daerah masing-masing. Ada Imron Rosyadi (Ketua KAMMI DIY 2001-2002), Evie Fitria (Aktivis KAMMI DIY), dan Aji Kurnia Dermawan (Aktivis KAMMI Solo).


Buku ini ringan, tak banyak materi sulit seperti buku Ijtihad karangan Amin Sudarsono. Diformat dengan gaya naratif (bercerita). Ini menjadi kelebihan buku ini karena bisa dikonsumsi baik oleh aktivis KAMMI maupun masyarakat awam di luar KAMMI. Buku ini dibagi menjadi tiga bagian.

Bagian Satu, “Mengapa Aku Mencintai KAMMI”. Tulisan-tulisan dari Imron Rosyadi, Ketua Umum KAMDA DIY 2001-2002. Isinya berupa kisah-kisah yang reflektif (berdasarkan pengalaman), sarat hikmah. tentang pengorbanan, ketegaran, keidealisan. Sesuai judulnya, dapat memberi jawaban mengapa kita harus mencnitai KAMMI. Menurut saya bagian ini cocok untuk kader baru, yang masih 'plin-plan' dan terlanjur 'terjebak' di KAMMI namun belum megetahui alasan bergabung di KAMMI.

Bagian Dua, “Bunga-Bunga Haroki”. Evie Fitria, Staf Dep. Kaderisasi KAMDA DIY 2002-2004 menuangkan secara apik kecintaannya kepada KAMMI. Karena penulisnya seorang akhwat, isinya berupa 'curhat', namun dikemas dengan lebih apik, bukan curhat kacangan. Menurut saya tulisan-tulisan di Bagian Dua ini akan lebih mengena jika akhwat yang membacanya, ikuti saja jalan ceritanya. bacalah dengan penuh perasaan.

Bagian Tiga, “Mekar Bersama Bunga Haroki, KAMMI”. Babnya Aji Kurnia Dermawan (nama karib Izzatul Ikhwan), Eks. Ketua KAMMI UNS. Tulisan-tulisannya mengenai tawaran masa depan KAMMI, visioner. Menurut saya, Bagian Tiga inilah yang paling berbobot, tentang strategi, penyadaran peran, kita diajak untuk melihat masa kini, masa lalu dan masa depan. Sangat cocok untuk kader 'lama', terlebih anak-anak Kastrat.

Beberapa hal yang saya rasa penting saya angkat di sini. Misalnya, Serial 5 dari bagian tiga, "Akhwat Haroki; Nalar Intelektual dan Sensitivitas Perasaan". Ternyata mas Izzatul Ikhwan seiya dengan saya, ada 2 kutub dalam pribadi akhwat yang sayangnya salah satunya lebih dominan. Sehingga dampaknya adalah "performer yang muncul adalah lemah, manutan, tidak independen, dan kurang gerak". Diambil contoh adalah Sayyidah Khodijah, yang tetap menggunakan akal dan kesadarannya ketika menyikapi wahyu, menguji, dan menyimpulkan serta mencari penguat yang membuktikan kebenaran risalah itu, menemui Waraqah bin Naufal sebagai sumber rujukan agar menambah keyakinan. apakah kedua kutub tersebut? Bacalah sendiri buku Mengapa Aku Mencintai KAMMI, untuk yang ingin mencintai KAMMI apa adanya.

Dalam "KAMMI Menuju trend Gerakan Masa Depan", Aji Kurnia Dermawan menyampaikan bahwa Gerakan intelektual berarti dalam kita menyatakan sikap, harus didasari nalar akal dan dilanjutkan dengan strategi gerak yang ilmiah. Dalam hal ini, ada empat perangkat.

Pertama, Lokus. digunakan sebagai forum diskusi disipliner (kompetensi bdang). Kedua, Riset. Kita bergerak harus didukung data valid, kesalahan jika mengambil data sekunder misal dari media masa. penting untuk melcak data yang sebenarnya. Ketiga, Jurnalistik. ini adalah sarana propaganda dan pendidikan politik. Keempat, Networking. Kita perlu memiliki partner kerja dari semua kalangan: akademisi, LSM, ormas, buruh, petani.

Komisariat lebih pas kalau kebijakan, arah kerja, dan rencana strategisnya bertumpu di Departemen Kaderisasi, sedangkan daerah (KAMDA) di Departemen Kajian Strategis (Samsul Bahri)

Saya rasa para penulis tidak sedang mendikte para pembaca untuk “harus mencintai KAMMI dengan cara mereka”. mereka hanya mencoba mengungkap alasan mengapa mereka mencintai KAMMI. Siapa saja berhak mencintai KAMMI, dengan caranya sendiri-sendiri. Dan pada saatnya kita akan bertanya, "mengapa KAMMI?", pada saatnya kita akan menemui jawabnya. Ada pula masanya kita akan bertanya, "Mengapa Aku Mencintai KAMMI", pada waktunya kita akan menemui jawabnya. Dan aku pun mencntai KAMMI

Saya merekomendasikan buku ini bagi kader-kader yang galau menentukan sikap apakah akan hidup dan berjuang di KAMMI atau tidak. Tentu, agar 'feeling' untuk bisa tetap bergerak bersama KAMMI dapat segera kita temukan bersama-sama. Happy reading!

*) Pegiat Forum Diskusi KAMMI Kultural, Kader KAMMI UII

1 komentar:

  1. aslmkm..
    kalau mau pesan buku ini gimana.?
    kira2 hubungin siapa..
    syukron

    BalasHapus