24 Februari 2013

Menggagas "Limited Group" di KAMMI (Sebuah Ikhtiar Merumuskan Masa Depan Gerakan)

Catatan Penyunting: Tulisan ini kami dapatkan di tumpukan file Kamda lama. Penyunting mengganti judul agar lebih kontekstual, selebihnya adalah tulisan asli penulisnya dengan sedikit perbaikan tata bahasa. Tulisan yang dibuat oleh Mu'tamar dan Tim Kastrat KAMMI DIY tahun 2001-002 ini merupakan rasionalisasi dari Limited Group, sebuah kelompok kecil yang dibentuk oleh KAMMI DIY untuk merumuskan dan mendiskusikan pemikiran-pemikiran gerakan KAMMI ke depan. Konsepsi yang dirumuskan oleh Limited Group ini kemudian dibawa ke Muktamar KAMMI Lampung (2002) dan akhirnya menjadi konsep "Kader Siyasi" (KS) yang diterima secara nasional. Dua tahun kemudian (2004), konsepsi KS tersebut disempurnakan oleh Imron Rosyadi dan Tim SC Muktamar KAMMI Samarinda menjadi Filosofi Gerakan KAMMI yang akhirnya bertahan hingga sekarang (rm).

Oleh       : Mu’tamar Ma’ruf *)

IMG_8849CopyCopy "Jika antum bekerja untuk KAMMI, maka KAMMI akan hidup hari ini, tetapi jika antum berpikir untuk KAMMI, maka KAMMI akan hidup di masa depan.."
(Laporan Pertanggungjawaban Bidang Kajian Strategis KAMMI DIY 2001-2002)


Pengantar: “KAMMI yang Selalu Hidup”

Berawal dari kecintaan yang mendalam terhadap KAMMI, dan untuk membesarkan dan memberdayakannya sebagai sebuah organisasi yang baru lahir, gagasan tentang Limited Group ini muncul.

KAMMI lahir seperti sebuah bangunan yang terlihat memukau dan megah dari segi fisiknya, secara isi KAMMI masih belum mempunyai banyak perabot yang memadai. Setelah melihat dari dalam, terlihat bahwa masih banyak yang harus diberikan perlakuan dan gubahan, seperti sebuah lagu yang dirilis ulang dan diperbaiki supaya kelihatan enak didengar dan dirasakan ulang.

Sebagai sebuah gerakan besar KAMMI seharusnya mempunyai fondasi gerakan dan landasan organisasi yang cukup kuat, terutama ketika KAMMI berubah dari organ aksi menjadi gerakan massa. Perubahan itu seharusnya tidak hanya mengubah status KAMMI, tetapi juga harus memunculkan pembahasan mengenai landasan gerakan yang memberikan legitimasi cita-cita KAMMI. Berawal dari niat itulah, muncul sebuah gagasan untuk melakukan subuah upaya untuk merumuskan landasan-landasan organisasi, yang kami wadahi di KAMMI DIY dalam “Limited Group”.

Sebelum lebih jauh LG ini melangkah, saya berharap apa yang dihasilkan bukanlah sebuah wacana yang tidak ada artinya sama sekali, tetapi sebuah hasil upaya putra gerakan yang ingin membesarkan KAMMI. Landasan-landasan yang akan dirumuskan oleh LG sebagai landasan gerakan KAMMI antara lain:

Landasan Teologis

Sebuah organisasi atau gerakan besar pasti punya landasan teologis terutama bagi sebuah gerakan Islam. Landasan yang dimaksud adalah landasan yang diambil dari Al Qur’an yang telah dilakukan transformasi dan reinterpretasi sesuai dengan konteks dan arah gerakan. Ada beberapa gerakan yang bisa dikomparasikan untuk menentukan landasan hukum bagi gerakan KAMMI ke depan.

1.       Muhammadiyah

Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan, misalnya, memiliki visi sebagai \ sebuah gerakan tajdid (pembaharuan agama), yang mempunyai arah gerak dan tujuan untuk menghilangkan TBC dallam diri umat Islam Indonesia khususnya dan umat Islam pada umumnya. Dengan arah dan cita-cita gerakan tersebut mereka mengambil landasan hukum dari Al Qur’an yang berupa pengambilan ayat surat Ali Imron ayat 104 dan 110 serta surat Al Maun. Dari surat Al Maun-lah Muhammadiyah bisa membangun panti untuk mengasuh beribu-ribu yatim piyatu dan fakir miskin dan mendirikan rumah sakit.

Dengan dasar Surat Ali Imron ayat 104 dan 110, Muhammadiyah melakukan kampanye secara kultural dengan mengoptimasi amal usaha mereka, dengan tujuan mengubah masyarakat yang inferior atau rendah diri menjadi sebuah umat yang selalu bangga dengan keislamannya. Umat Islam adalah umat terbaik yang mampu menjaga dan melakukan perubahan masyarakat supaya terhindar dari kemaksiatan kepada diri, umat dan Allah, serta mengajak melakukan perbuatan-perbuatan yang baik sehingga mereka dapat ditinggikan derajatnya.

2.       Syiah

Gerakan besar lain yang mempunyai landasan gerakan yang kokoh adalah Syiah. Dengan doktrin imamah yang dia punyai bahwa setelah rosul wafat ada sebuah ilham dan penunjukan oleh rosululloh kepada Ali bin Abi Thslib untuk menjadi penggantinya. Konsepsi imamah yang mereka punyai itu kemudian mengalami ideologisasi yang semakin lama semakin kuat. Kepercayaan mereka akan datangnya seorang imam yang terakhir yang akan menyelamatkan dan membawa mereka ke arak kemenangan Islam telah mereka kuatkan dengan landasan hukum yang cukup kuat. Syiah melandasi gerakannya tersebut dengan landasan surat Al Maidah ayat 3 , yang berisi ungkapan “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku ridhoi Islam itu jadi agama bagimu” (al-yauma akmaltu lakum diinakum... dst.).

Dari ayat ini Murthadha Muthahhari menanyakan penafsiran kata “hari ini”. Jika jawabannya adalah hari dimana ayat tersebut diturunkan maka Islam bisa dikatakan belum sempurna, karena masih ada ayat yang diturunkan setelah ayat tersebut, dan rosul masih hidup sekitar 3 bulan. Murtadha kemudian melakukan pencarian kapan dan saat mana “ hari ini” itu telah tiba, setelah berpikir dia akhirnya melakukan penafsiran bahwa “hari ini” adalah hari dimana Imam Mahdi akan turun ke bumi. Dengan landasan hukum tersebut, mereka melangkah melakukan penantian yang cukup panjang untuk kehadiran Imam yang dijanjikan akan membawa umat Islam menjadi jaya dan dimenangkan oleh umat-umat yang lain.

3.       Tarbiyah

Sebuah fenomena baru juga muncul dalam jamaah Tarbiyah, setelah KAMMI muncul didirikan pula sebuah partai politik. Partai ini hadir tidak selayaknya partai politik biasa, kita menyatakan partai ini adalah partai da’wah. Dengan membawa nama kata da’wah maka perawakan yang dinampakkan oleh partai yang diberinama “Partai Keadilan” pun berbeda dengan layaknya partai di negara ini. Melihat sudut landasan gerakan yang dibangun oleh partai ini, kita mendapati sebuah landasan gerakan yang sangat kokoh. Sesuai dengan nama yang disandang sebagai Partai Keadilan, maka partai ini mengambil dasar hukum berupa ayat Al Qur’an Surat Al Maidah ayat 8, yang artinya “berbuat adillah, kerena berbuat adil itu lebih mendekatkan diri pada Allah” (ayat ini waktu itu menjadi landasan teologis PK, yang berubah sejak 2004, red).

Dari landasan hukum seperti ini maka dalam kesempatan apapun partai selalu menggunakan kata-kata keadilan sebagai cara melakukan ideologisasi terhadap masanya. Hingga pada dataran konsep pun, ketika berbicara pemerintahan, maka yang dikonsepkan adalah pemerintahan yang berkeadilan, dalam bidang ekonomi, paratai berbicara tentang ekonomi berkeadilan, dan lain-lain (kendati sekarang sudah bercampur dan bertarung dengan kata “kesejahteraan”, red).

4.       Kebutuhan KAMMI

Landasan-landasan hukum dari Al Qur'an seperti itulah yang dibutuhkan oleh KAMMI yang nantinya dapat dijadilan landasan gerak sesuai dengan cita-cita KAMMI. Perumusan landasan hukum ini tidak mudah, butuh berbagai macam perangkat untuk membuatnya, butuh konsentrasi yang cukup untuk merumuskannya. Cara yang harus dilakukan jika kita menginginkan terrumuskannya landasan hukum ini maka kita harus jelan terlebih dahulu apa orientasi jangka panjang kita tentang KAMMI. Jika orientasi dan masa depan KAMMI itu sudah terbayangka,n maka akan lebih mudah bagi kita untuk melakukan ideologisasi terhadap siapa dan apa saja yang berkaitan dengan ke-KAMMI-an.

Landasan Historis

Historisitas (kesejarahan) sebuah gerakan mutlak dibutuhkan, penguatan dan jastifikasi gerakan dengan menggunakan langkah historis akan lebih menambang penguatan pondasi gerakan. Landasan historis yang dimaksud adalah sebuah cuplikan historisitas perjuangan Nabi Muhammad saw dalam melaksanakan da’wah islamnya.

Dengan menggunakan logika fiqh, kita akan mendapati bahwa landasan yang paling kuat adalah Al-Qur'an dan Hadits. Maka, setelah kita menggambil landasan hukum kita harus melengkapinya dengan landasan historis kenabian. Dengan mengambil cuplikan sirah nabawiyah yang cermat, sebenarnya sebuah gerakan Islam akan semakin kokoh dalam bergerak. Banyak contoh yang bisa kita lihat dari gerakan-gerakan Islam yang menggunakan landasan historis kenabian sebagai landasan gerakan, salah satunya adalah Syiah, dan juga Gerakan Tarbiyah.

Diakui atau tidak, ideologisasi yang dimiliki oleh Syiah sangat kuat dari sudut historisitas kenabian. Sebagai sebuah gerakan Islam yang mengagung-agungkan Ali bin Abi Thalib, mereka membuat sebuah perunutan sejarah yang menyangkut Ali dan juga keistimewaan Ali di hadapan Rasulullah. Dengan mengungkap kebesaran Ali di hadapan Rasulullah, posisi beliau secara politis, dan juga kemampuan beliau serta kepopuleran beliau dimata umat Islam, sejarah yang mereka runut itu tidak hanya subyektif dari sudut pandang Syiah saja tetapi juga dari sudut pandang Sunni. Dengan landasan historis ini maka kaum Syiah mampu membuat sebuah egosentrisme gerakan yang solit, hingga tidah mudah digonjang-ganjingkan dengan tawaran ideologi lain.

Gerakan Tarbiyah juga mempunyai landasan historis yang sangat kuat, jika kita membaca buku “Manhaj Haroki” maka kita akan mendapatkan sebuah potret sejarah rosul dari sudut pandang gerakan da’wah yang komprehensif. Penguatan ini dilakukan untuk menambah keberanian dan keyakinan kita bahwa apa yang kita lakukan itu benar.

Sebagai sebuah gerakan yang mengambil segmen pemuda dan mahasiswa, KAMMI juga seharusnya juga mempunyai landasan historis yang kuat. Banyak peran pemuda dan kaum intelektual dalam masa pembangunan Islam dimasa Rasulullah. Maka, kita perlu mencoba untuk meneliti dan merumuskan itu semua hingga menjadi landasan gerakan KAMMI sebagai sebuah gerakan dakwah.

Landasan Filosofis

Secara nyata sebuah gerakan seperti KAMMI membutuhkan landasan filosofi gerakan. KAMMI sebagai gerakan mahasiswa yang dikesankan sebagai intelektual muda dan juga lahir dari rahim gerakan tarbiah/da’wah maka mempunyai landasan filosofi gerakan bahwa KAMMI seintelek apapun akan tetap menjunjung tinggi moral dan spiritual Islam. Jargon-jargon yang dimiliki oleh KAMMI bisa dijadikan landasan filosofi gerakan.

Kemampuan KAMMI melakukan identifikasi terhadap siapa dirinya, mau apa jadi KAMMI ke depan, dan apa yang akan diperjuangkan, adalah sebuah prestasi besar KAMMI dalam merumuskan landasan filosofis gerakan. Perubahan KAMMI dari organ aksi menjadi organisasi massa merupakan sebuah proses metamorfosis yang harus diikuti dengan perumusan baru sebagai gerakan atau organisasi masyarakat.

Kepekaan inilah yang harus ditumbuhkan oleh KAMMI, karena jika hal ini tidak diselesaikan sedini mungkin, maka KAMMI boleh jadi akan kehilangan jatidiri dan orientasi gerakan. Keterlambatan perumusan sama saja menanam bom waktu yang bisa kapan saja meledak dan memporak-porandakan KAMMI.

Landasan Sosiologis

Sebagai gerakan massa, KAMMI harus mampu merumuskan siapa konstituennya. KAMMI yang kepanjangannya adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia memberikan sedikit kejelasan tentang siapa yang menjadi konstituen dari KAMMI. Perumusan ‘siapa’ yang dimaksud mahasiswa itu, apa yang bisa dilakukan mahasiswa, serta sampai sebatas mana seseorang itu dikatakan mahasiswa, akan menentukan masa kejayaan KAMMI kedepan. Jika perumusan dan identifikasi ini salah, KAMMI akan mengalami kemandegan gerakan, karena KAMMI akan terkungkung oleh tempurung yuang dia ciptakan sendiri, yang menyebabkan KAMMI sendiri tidak bisa dan mau besar.

Gerakan mahasiswa yang ada di negara ini sudah cukup banyak, mulai dari HMI, PMII, IMM, GMNI, GMKI dan lain-lain. Dari berbagai gerakan mahsiswa yang ada tersebut, KAMMI harus pandai untuk menilai apa yang sudah dilakukan oleh semua gerakan mahasiswa tersebut terhadap kontruksi bangsa selama ini, timbullah sebuah pertanyaan, apakan KAMMI akan sama seperti gerakan mahasiswa yang lain yang sudah berumur 40 tahunan lebih, atau KAMMI akan menampilkan corak yang lain dari gerakan mahasiswa tersebut. Ini merupakan pilihan yang harus dipilih oleh KAMMI, supanya ada kejelasan identitas KAMMI.

Fungsi yang peran yang sangat besar ini harus dirumuskan sekarang juga, supaya kita bisa melihat masa depan KAMMI lebih cerah dan gemilang. Namun melihat kenyataan dari kader-kader KAMMI yang seharusnya memikirkan ini, ternyata banyak kader KAMMI yang tidak memikirkan hal-hal ini, terjebak pada aktivitas yang sangat praksis di lapangan. Melihat hal itu maka kastrat mengambil inisiatif untuk melakukan gerakan dan diskusi yang kami namai “Limited Group” yang bertugas merumuskan semua landasan gerakan tersebut. Adapun yang telah dan akan dilakukan oleh LG dalam waktu dekat ini (tahun 2002, red.) adalah:

  1. Menelusuri sejarah pembentukan KAMMI, dengan melakukan diskusi dan menghadirkan para pendidri KAMMI. Diskusi tersebut bertajuk “untuk apa KAMMI didirikan”.

  2. Proses berikutnya adalah menelusuri perubahan yang terjadi pada KAMMI, apa latar belakangnya dan apa orientasinya.

  3. Melakukan perumusan siapa, dan apa yang dapat dilakukan oleh yang namanya “mahasiswa”.

  4. Merumuskan pandangan jamaah tentang mahasiswa (pandangan Ikhwan tentang gerakan mahasiswa di Mesir).

  5. Merumuskan Landasan Sosiologi KAMMI.

  6. Merumuskan masa depan KAMMI.

  7. Merumuskan orientasi KAMMI.

  8. Mencari rumusan Landasan Hukum yang cocok dengan orientasi KAMMI tersebut

  9. Mencari rumusan Landasan Historis yang cocok untuk KAMMI.

  10. Merumuskan filosofi gerakan.

Untuk proses berikutnya akan kita rumuskan hal-hal lain yang dirasa perlu dan diusahakan secepatnya dan seoptimal mungkin. Dan tentu saja, hal-hal tersebut perlu dilanjutkan. Semoga Limited Group dapat menginspirasi generasi KAMMI ke depan dalam memikirkan nasib dan gerakan KAMMI.

Nuun wal Qalami wa maa Yasthuruun.

*) Penulis adalah Ketua Bidang Kajian Strategis KAMMI DIY 2001-2002. sekarang berprofesi menjadi guru di sebuah SMP di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar