1 April 2013

REFLEKSI MILAD KE-15: KAMMI Mesti Hidupkan Sel Gerakannya

oleh: Muhammad Azami *)
Pegiat Forum KAMMI Kultural Malang
GambarMenghindari masa ketenggelaman dalam senja sejarah KAMMI sebagai gerakan ‘hijau’ yang cepat naik daun. Mengantisipasi masa dimana KAMMI lahir di malang dan akan mati di malang”
SALAH seorang ikhwan membacakan sebuah surah sebagai tanda mengawali diskusi kecil malam refleksi 15 tahun KAMMI, di heliped depan gedung Deklarasi Malang. Rintik hujan yang genit, membasahi langit langit pikiran kami, namun tetap tidak menyurutkan hati kelima orang ini untuk berkumpul bersama guna melestarikan tradisi ilmu dan perjuangan yang diwariskan oleh Islam.

Surah yang dibacakan adalah surah Al Balad yang terkandung testamen qur`ani untuk 15 tahun KAMMI. Sebuah surah perjuangan yang terus di senandungkan, terus dikobarkan, terus ditanamkan dalam setiap langkah gerak KAMMI.
Di ayat tersebut, tertulis bahwa Allah telah menciptakan KAMMI dalam susah payah, dan Alloh telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Lalu Allah telah menunjukkan jalan kebajikan dan jalan kejahatan. Allah telah memberikan kita pikiran untuk membedakan kenyaataan dari fantasi. memisahkan kebenaran dari propaganda, dan mengetahui kebenaran. Hal ini jelas merupakan tantangan bagi KAMMI di era informasi ini (atau menurut saya, disinformasi) yang mendesak KAMMI untuk terus berbenah dan melakukan perbaikan.
Seperti telah disampaikan oleh tokoh revolusioner mesir, Hasan Al Banna bahwa kami adalah pemikiran dan akidah, hukum dan sistem, yang tidak dibatasi oleh tema, tidak diikat oleh jenis suku bangsa, dan tidak berdiri berhadapan dengan batas geografis. Perjalanan kami tidak pernah berhenti sehingga Allah mewariskan bumi ini dengan segala isinya kepada kami. Sebab, ia adalah sistem milik Rabb, Penguasa alam semesta, dan ajaran milik rasul-Nya yang terpercaya.
Diskusi dibuka dengan pertanyaan ringan, apakah KAMMI masih berada “di bawah tanah?”. Behavioralistis, kata yang tepat sepertinya untuk menggambarkan KAMMI pada umur 15 tahun ini, dan mungkin seterusnya. Sebuah kristalisasi dalam sistem gerakan yang menjadikan tarbiyah sebagai poros bergerak sekaligus pusat penjagaan para fenotip-fenotip yang dihasilkan oleh sesosok parental tarbiyah. Penjagaan yang ketat, follow up yang berkelanjutan merupakan salah satu implementasi tarbiyah dalam menjaga para fenotipnya agar tetap identik dengan parentalnya. Tidak ada yang menyangkal jika dikatakan bahwa KAMMI lahir dari sebuah rahim bertemakan tarbiyah. Namun, tak sedikit pula yang akan merenung jika dihadapkan pada pertanyaan apakah keidentikan itu masih ada pada fenotip yang sekarang?
Jika boleh meminjam perkataan VI.Lenin, seorang pemimpin dan pemikir besar Komunisme mengenai sistem sel yang dikorelasikan pada pengkaderan, maka seharusnya pembentukan generasi berikutnya harus tetap identik dengan parentalnya, yaitu generasi ’98. Identitas parental tersebut berarti bahwa KAMMI adalah gerakan yang berlandaskan tarbiyah dan memiliki independensi gerakan.
Sekedar mengingat sejarah. KAMMI menjadi semacam gambaran ‘daun hijau’ yang mampu menyuguhkan perubahan besar dengan tujuan yang jelas dan tanpa intervensi apapun. Namun, prestasi di senja-senja indah yang dulu begitu menyenangkan kini mulai tenggelam dalam keadaan yang sulit digambarkan. Ini terjadi justru di tengah perilaku gerakan KAMMI yang mulai disusupi 'konstruktivisme'. Masuk dalam kategori negatif. tenggelam dalam senja sejarah.
Bahasan klasik semacm ini masih patut untuk terus dimunculkan, terutama pada milad ke-15 ini. Kita perlu revitalisasi. Namun, 'revitalisasi' yang bukan bermaksud mengulang sejarah, namun lebih dari itu. KAMMI mesti membuat sejarah baru dengan mewujudkan regenerasi ‘sel’ Lennin yang lebih baik dari generasi sebelumnya namun tetap identik yang pada dasarnya merupakan hakikat dari sebuah perubahan, menggantikan yang sebelumnya sesuai dengan jamannya dengan lebih baik.
Sebagaimana kat Hasan Al-Banna, setiap masa ada pemudanya, setiap pemuda ada masanya dan yang terbaik adalah mereka yang mengetahui masanya. Sehingga, perlakuan generasi ’98 dengan sekarang teramat sangat jelas berbeda. Peter Ferdinand Drucker, seorang teknolog, juga telah menyatakan bahwa masing-masing memiliki definisi tersendiri dari sebuah tujuan dan cara mereka melihat sesuatu serta memikirkan suatu target yang harus mereka kejar.
Berbagai macam opini, kritik resistensi, saran reformulasi, dan sebagainya yang mewarnai diskusi malam itu, kemudian menyadarkan kami bahwa KAMMI adalah wadah untuk membangunkan potensi-potensi yang telah lama tertidur. Maka dari itu, momentum Milad ke-15 mesti dijadikan momentum untuk mewujudkan secara nyata keempat paradigma gerakan KAMMI. Paradigma itulah yang nantinya harus dijadikan “tato” di jiwa setiap kadernya, dan meradikalisasi prinsip KAMMI sebagai identitas gerak ke depannya.
Sesuai dengan manifesto KAMMI untuk indonesia, bahwa di usia yang ke 15 ini, KAMMI yang berfokus pada penyelesaian mesalah masalah korupsi, perlawanan tehadap kapitalisme global, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat indonesia dengan tawaran perjuangan yakni islam. KAMMI kembali mendeklarasikan ikrar yang sudah dinyatakan pada 29 maret 1998 silam, menjadikan bagian yang tak terpisahkan dari rakyat dan akan senantiasa berbuat untuk kebaikan bangsa dan rakyat indonesia.
KAMMI hadir dan ada untuk rakyat Indonesia.
Nashrun Minallah wa Fathun Qariib.
*) Ketua Bidang Sosial Politik KAMMI Komisariat UMM Raya

1 komentar:

  1. Selama ini Indonesia telah menjadikan ikon perjuangan ekonominya dengan pertumbuhan ekonomi. Ini adalah suatu kesalahan besar sebab pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang diartikan bersifat materi. Sasaran yang bersifat materi menegasikan menegasikan yang bersifat spiritual. Itu adalah syirik. KAMMI sebagai kumpulan anak-anak muda perlu mediskusikan ikon sasaran alternatif sebagai penjabaran tauhid.

    BalasHapus