7 Februari 2014

Reformasi Struktur KAMMI: Sebuah Gagasan

oleh: Sofistika Carevy Ediwindra *)
Pimpinan Redaksi Eramadina Online, Pegiat Forum diskusi KAMMI Kultural,
 

Pembahasan di forum KAMMI yang tengah saya ikuti memang nampak seperti huru-hara yang tidak berujung. Namun dari semua itu saya menangkap sinyal positif adanya geliat menguatnya gerakan yang hendak menjejakiusia 16 tahun ini atas kebangkitannya. Huru-hara paling kencang adalah soal banyaknya masalah Indonesia di segala bidang dan elemen masyarakatnya. Yang jadi pertanyaan besarnya adalah apa peran KAMMI di sini, di antara banyaknya permasalahan bangsa.

Semua mengakui bahwa pemuda dalam hal ini pemuda KAMMI sama-sama menjadi saksi atas kemelut bangsa yang bejibun ini. Dalam bidang ekonomi, misalnya. Kemiskinan yang semacam endemi di masyarakat, luasnya jurang antara si kaya dan si miskin, sistem ekonomi yang kapitalis, dll. Dalam bidang pendidikan salah satu contohnya, adanya ketidakmerataan pendidikan, sistem pendidikan yang kacau, manajemen keuangan dan pendidikan itu sendiri yang takjelas, dan masih banyak lagi. Bidang politik, mungkin jauh lebih kompleks. Rendahnya pendidikan politik, lemahnya kekuatan politik Indonesia, dll. Dalam bidang pertanian,hukum, kesehatan, sosial, dll juga pasti dengan mudah kita mampu menyebutkan apa masalah di dalamnya.

Pertanyaan besarnya, di mana posisi KAMMI?

Tataran penentu kebijakan di KAMMI memang pada tujuannya merumuskan kebijakan namun juga bisa sebagai eksekutor handal sekaligus. Titik berat pada kader AB3 sebagai perumus kebijakan bukan semata memberikan ruang bebaspara kader tersebut untuk sekadar berpikir namun yang mengarah pada ongkang-ongkang kaki saja. Realitas masalah yang dihadapi bangsa ini adalah suatu kenyataan. Nah harapan besar KAMMI pada kader AB3 yakni mampu sebagai penetas yang menjadi power director (kekuatan pengarah) masyarakat terlebih juga kader KAMMI lainnya untuk memecahkan masalah juga mendesain mimpi KAMMI pada bangsa dan membangun batu bata untuk mencapainya. 

Saya tak heran begitu banyak dari kita yang merasa gerahdengan beragam masalah Indonesia ini. Saya juga merasa wajar bahwa muncul banyak tanggapan atas hal itu. Saya garis bawahi dan tekan dengan sangat yakni tanggapan. Ya, selama ini yang terungkap dari diskusi-diskusi kita barulah pada tataran tanggapan atas masalah. Itupun mungkin belum sampai pada tataran akar masalah apalagi solusi dan peran kita sebagai pemuda KAMMI. Jika diminta menyebutkan apa masalah bangsa tentu begitu fasih kita menyebutkannya. Juga untuk menyebutkan hal-hal abstrak yang bisa KAMMI lakukan. Sebagai contoh, “Untuk mengatasi problem perekonomian bangsa, kita harus mencetak kader yang mahir dalam wirausaha, bla bla bla.” Bagi saya, jawaban tersebut adalah jawaban normatif yang bahkan tidak memerlukan AB3 untuk menjawabnya. 



Tulisan ini bukan sebagai ajang sesumbar atau apapun. Tujuan saya semata untuk memberikan sedikit gagasan untuk organisasi ini. Tujuan normatif tersebut seringkali menjebak kita pada sekadar wacana bukan peran. Kita lemah dalam hal ini. Mungkin publik tau suara kita keras atau bahkan cukup keras untuk menyuarakan perbaikan di berbagai bidang bangsa ini. Akan tetapi cobakita tanya kepada diri kita sendiri atau KAMMI kita. Siapa yang kau siapkan untuk memimpin ekonomi? Apa format ekonomi masa depan bagi Indonesia? Bagaimana blue print ekonomi tahun 2020? Apa jawaban kita atas semua pertanyaan itu? Atau mungkin kita akan mencoba menjawab (lagi-lagi normatif) demikian, “Kita menyiapkan kader yang siap di bidang ekonomi, dll.” Ini bukan jawaban bagi saya. 

Akui saja, KAMMI masih belum bisa menyiapkan kader yang siap dalam lokus bangsa tersebut. Saya malah jadi berpikir, yang bermasalah justru di tubuh KAMMI itu sendiri. Jangan-jangan KAMMI selama ini belum menyiapkan benar untuk itu. Jangan-jangan kaderisasi KAMMI yang selama ini disiapkan bahkan kita ragukan sendiri buahnya dalam hal kompetensi kader yang nantinya akan ditetaskan di masyarakat? 

Dalam keterbatasan saya yang masih dalam pembelajaran ini, muncul sebuah ide tentang reformasi struktur departemen/bidang di KAMMI. KAMMI dalam gagasan saya membutuhkan untuk lebih menajamkan peran konkretnya di aspek-aspek permasalahan bangsa. Bagaimana? Pembentukan departemen/bidang KAMMI sebisa mungkin lebih didekatkan pada kebutuhan akan permasalahan bangsa. Departemen dalam gagasan saya menitikberatkan pada bidang seperti halnya departemen ekonomi, departemen politik, departemen pendidikan, departemen hukum, departemen sosial, dll. Adapundepartemen seperti sekarang seperti departemen kaderisasi, keijakan publik, humas melebur sebagai suatu skill dan fungsi bukan departemen. 

Saya tidak mengatakan bahwa reformasi ini bukan tanpa konsekuensi. Bahkan saya pun mempertanyakan juga dalam diri atas gagasan ini. Apakah melanggar manhaj? Akan seperti apakan formatnya? Akan berapa bidangkah yang dijangkau? Dll. Tapi ada beberapa hal yang mampu dijawab dengan adanya reformasi struktur ini. Katakanlah masalah kepakaran kader KAMMI. Masyarakat/publik kerap mempertanyakan apa yang ditawarkan kader KAMMI bagi permasalahan pendidikan bangsa dan justru kita tak sedikit pun mempersiapkan untuk itu. katakanlah kita tak tahu bagaimana nasib kader KAMMI pasca di KAMMI maka gagasan inisedikit mampu menjawabnya. Katakanlah kita merasa kader kita ditarik-tarik lembaga lain maka dengan adanya pemfokusan struktur pada departemen bidang masyarakat kader kita akan menjadikan KAMMI memiliki daya tawar untuk meningkatkan kompetensinya berdasarkan bidang. 

Mungkin sebuah pertanyaan sederhana kita mampu menstimulus menuju gagasan reformasi struktur ini. Bagaimana tokoh sekaliber Pak Amin Sudarsono misalkan, itu bisa seinspiratif dan hebat sekarang justru dengan tempaan dan dibangun di KAMMI secara signifkan dan terstruktur, bukan semata karena kemampuan beliau?
Saya meyakini bahwa masa di hadapan kita bukan lagi membutuhkan organisasi mahasiswa sebagai tukang pukul belaka namun lebih pada organisasi yang mampu menyiapkan kader yang siap menjadi tokoh kompeten dalam bidang persoalan bangsa ini. 

Wallahu a’lam bish shawab


*) Aktivis KAMMI Jakarta, pernah menjadi Sekretaris Umum KAMMI Komisariat Madani. Mahasiswi Sampoerna School of Education.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar