Adhe Nuansa Wibisono, S.IP
Ketua Bidang Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan –
Pengurus Pusat KAMMI
Pegiat Forum Diskusi KAMMI kultural Yogyakarta.
Pegiat Forum Diskusi KAMMI kultural Yogyakarta.
[Ir.
Soekarno]
Menjemput
Momentum
Momentum Orientasi dan
Pengenalan Kampus (OSPEK) dan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) pada bulan
Agustus hingga September 2014 menjadi satu momentum penting bagi organisasi
mahasiswa baik organisasi mahasiswa ekstra kampus dan intra kampus di seluruh
Indonesia. Pada saat inilah proses pengenalan dunia aktivisme kemahasiswaan
dapat dilakukan oleh berbagai organisasi mahasiswa seiring dengan masuknya
mahasiswa baru ke berbagai kampus yang ada di Indonesia. Hal inipun tidak luput
dari perhatian Pengurus Pusat (PP) KAMMI yang juga memberikan perhatian besar
kepada momentum OSPEK dan PMB yang sedang berjalan di berbagai kampus saat ini.
PP KAMMI melihat pengenalan dunia aktivisme kepada para mahasiswa baru akan
menjadi satu titik penting bagi proses regenerasi aktivis mahasiswa Indonesia, iron stock bagi kepemimpinan bangsa
Indonesia ke depannya.
Anggota KAMMI di seluruh
Indonesia saat ini diperkirakan berjumlah sebesar 40.000 orang, sedangkan
jumlah mahasiswa Indonesia pada tahun 2012 tercatat sebanyak 4.273.000 orang
(DIKTI, 2012). Jika dihitung berdasarkan data DIKTI maka jumlah anggota KAMMI
dibandingkan jumlah mahasiswa Indonesia hanyalah berkisar 0,93 persen atau
tidak mencapai 1 persen dari jumlah seluruh mahasiswa Indonesia. Tentunya
jumlah ini adalah jumlah yang sangat sedikit dan dirasa akan mempengaruhi
signifikansi KAMMI dalam percaturan gerakan mahasiswa secara nasional. Jika
kita melihat infrastruktur gerakan KAMMI yang saat ini telah memiliki 400
struktur komisariat, 80 struktur daerah dan tersebar di 33 provinsi di seluruh
Indonesia, maka jumlah anggota sebesar 40.000 orang terlihat menjadi sedikit
dan sudah satnya dibutuhkan peningkatan jumlah anggota secara masif.
Selain itu, setiap tahunnya
diperkirakan KAMMI secara nasional hanya mampu melakukan rekrutmen sebesar
10.000 orang mahasiswa baru dari sekitar 1 juta orang mahasiswa baru seluruh
Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa KAMMI baru berhasil menyentuh sekitar 1
persen dari jumlah mahasiswa baru secara nasional. Padahal jika ingin
memberikan satu perubahan bagi bangsa ini maka paling tidak KAMMI harus
memperbesar daya rekrutmennya sehingga mampu mencapai angka minimal 10 persen
dari jumlah mahasiswa baru Indonesia yang diperkirakan berjumlah sebesar 1 juta
orang setiap tahunnya. Oleh karena itulah PP KAMMI mencanangkan program “100
Ribu Kader KAMMI Penggerak Kebangkitan Indonesia” sebagai target rekrutmen
nasional KAMMI yang secara serentak akan dilaksanakan di seluruh universitas
dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Apakah memungkinkan untuk
melakukan target rekrutmen 100.000 anggota baru? Jika melihat jumlah komisariat
yang berjumlah sebanyak 400 komisariat, maka jika KAMMI ingin mengejar target
rekrutmen sebesar 100.000 orang, maka paling tidak setiap komisariat secara
rata-rata harus merekrut sebanyak 250 orang. Target ini bisa dicapai melalui
pelaksanaan Daurah Marhalah I, atau Training Pelatihan Dasar I sebanyak tiga
kali dengan target masing-masing pelatihan merekrut sekitar 80-90 orang. Untuk
bisa mendorong pengurus komisariat agar mampu melaksanakan Daurah Marhalah I
sebanyak tiga kali dalam tiga bulan masa rekrutmen ini maka dukungan penuh dari
pengurus wilayah dan pengurus daerah KAMMI sangat dibutuhkan dalam menjamin
lancarnya targetan rekrutmen nasional ini dapat tercapai secara optimal.
Program
Aksi Nasional KAMMI
Untuk mewujudkan target
rekrutmen nasional “100 Ribu Kader KAMMI Penggerak Kebangkitan Indonesia”, PP
KAMMI menurunkannya ke dalam berbagai program aksi yang akan dijalankan secara
nasional oleh struktur wilayah, daerah dan komisariat seluruh Indonesia.
Diantara berbagai turunan dari program aksi nasional tersebut adalah : (a)
Rebranding Gerakan KAMMI, (b) Pembentukan Panitia Khusus Rekrutmen 100 Ribu
Kader, (c) Pembentukan Posko dan Pusat Pelayanan Mahasiswa Baru, (d) Sistem
Numerasi Training KAMMI, (e) Sistem Administrasi Kader Terpusat, dan (f)
Program Pembelajaran 6 Bulan Pertama. Diharapkan dengan adanya turunan dan
penjabaran program aksi nasional ini, pencapaian target rekrutmen nasional
dapat tercapai secara optimal dan dapat menjadi role model dan inspirasi positif bagi organisasi mahasiswa nasional
lainnya.
Rebranding Gerakan KAMMI, sebagai gerakan yang lahir
dari rahim perjuangan Reformasi 1998, KAMMI merupakan anak kandung perjuangan
mahasiswa Indonesia sehingga watak nasionalisme dan kebangsaan sudah melekat
sebagai karakteristik dasar. Pilihan untuk melakukan rebranding gerakan
dilakukan agar dapat memberikan alternatif pilihan bagi mahasiswa baru yang
ingin mendapatkan suasana aktivisme yang khas, diantaranya adalah dengan
menjadikan : (a) KAMMI sebagai rumah berkumpulnya mahasiswa dan pemuda yang peduli
kepada cita-cita kemerdekaan dan nasionalisme bangsa Indonesia, (b) KAMMI
sebagai sarana pembelajaran dan peningkatan intelektualitas mahasiswa
Indonesia, (c) KAMMI sebagai gerakan inovator muda yang berkarya dan mengabdi
untuk kepentingan masyarakat Indonesia dan (d) KAMMI sebagai gerakan politik
yang kritis mengawal kebijakan pemerintah Indonesia.
Pembentukan Panitia Khusus, untuk menggerakkan program dan
targetan rekrutmen nasional 100 Ribu Kader dibutuhkan pembentukan kepanitiaan
khusus di tiap jenjang struktur organisasi baik dari tingkat pusat, wilayah,
daerah hingga komisariat. Dalam rangka mengoptimalkan kinerja dan efektivitas
dari Pansus ini maka tim ini akan terdiri dari Koordinator, Kesekretariatan,
Bendahara, Tim Logistik dan Manajer Kampanye di tiap jenjangnya. Untuk
mensukseskan targetan rekrutmen nasional ini maka proses kampanye harus
dilakukan secara masif yang menggerakkan keterlibatan aktif seluruh pengurus
dan kader KAMMI yang terdapat di jenjang struktur organisasi tersebut.
Pembentukan Posko dan Pusat Pelayanan Mahasiswa Baru,
masa orientasi adalah masa yang paling penting bagi mahasiswa baru untuk
mencari informasi mengenai seluk beluk kehidupan kampus. Mulai dari informasi
mencari rumah kosan, aktivisme kemahasiswaan, kegiatan ekstrakulikuler kampus
dan berbagai hal lainnya. Melalui penyediaan Posko dan Pusat Pelayanan
Mahasiswa Baru diharapkan KAMMI sebagai organisasi kemahasiswaan dapat
menyiapkan berbagai pelayanan untuk membantu mahasiswa baru dalam memenuhi
berbagai kebutuhan dasar dalam fase awal kehidupan sebagai mahasiswa.
Sistem Numerasi Training KAMMI, pelaksanaan
Daurah Marhalah I atau Training Pelatihan Dasar I yang dilaksanakan di berbagai
komisariat seringkali membuat para pengurus tidak bisa membedakan antara
training yang satu dengan training lainnya. Untuk membuatnya menjadi lebih
sistematis maka setiap training pelatihan dasar akan diberikan nama khusus yang
kemudian akan menjadi semacam “identitas korps” bagi para peserta training.
Format penamaan training kemudian dapat disusun seperti contoh berikut ini : [Nama
Training_Nama Komisariat_Bulan_Tahun]. Jika digunakan maka akan berbentuk seperti
ini [Daurah Marhalah I Mohammad Natsir Komisariat Universitas Gadjah Mada
September 2014]. Penggunaan nama tokoh dan pahlawan nasional dalam training
pelatihan ini diharapkan akan kembali menguatkan pemahaman sejarah
ke-Indonesiaan dan kisah kepahlawanan tokoh nasional tersebut dapat
menginspirasi para peserta training untuk mengambil teladan dan hikmah yang
terdapat di dalamnya.
Sistem Administrasi Kader Terpusat, melalui
target rekrutmen nasional 100 Ribu Kader inipun menjadi momentum bagi KAMMI
untuk mulai membangun sistem pendataan dan administrasi yang lebih rapih dan
sistematis. Direncanakan mulai Agustus 2014, setiap setelah pelaksanaan Daurah
Marhalah I atau Training Pelatihan Dasar I, maka setiap data terkait dengan
pelatihan akan dikumpulkan dalam sebuah sistem administrasi terpusat yang
dijalankan dalam skala nasional. Dengan adanya inisiatif sistem administrasi
terpusat ini diharapkan KAMMI dapat menjadi pelopor bagi organisasi mahasiswa
skala nasional dalam membangun sistem pendataan organisasi yang terkelola
dengan efektif.
Program Pembelajaran 6 Bulan Pertama, merupakan
program terintegrasi dari departemen Kaderisasi bersama dengan departemen
lainnya. Program ini merupakan rangkaian program antar departemen yang
diberikan kepada anggota baru selama 6 bulan pertama setelah anggota baru
tersebut mengikuti Training Pelatihan Dasar I KAMMI. Rangkaian program yang ada
diantaranya meliputi diskusi dan seminar kebangsaan, training penulisan,
training pelatihan aksi, kegiatan bakti sosial dan berbagai kegiatan lain yang
dapat meningkatkan kapasitas intelektual dan organisasi mahasiswa. Selain itu
juga diharapkan program pembelajaran ini memiliki dampak dan manfaat positif
kepada lingkungan dan masyarakat sekitar kampus.
Epilog
: Pemuda
Ir. Soekarno pernah berkata “beri aku sepuluh
pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia!”. Bagi Soekarno, pemuda adalah aktor
penggerak perubahan nasib suatu bangsa, di tangan para pemudalah masa depan
suatu bangsa dipertaruhkan. Akan seperti apa jadinya masa depan suatu bangsa
dapat dilihat dari kondisi pemudanya, jika pemudanya bermoral baik,
berpendidikan dan kompetitif maka kemajuan suatu bangsa sudah dengan jelas
dapat dilihat dan diprediksi. Begitu pula sebaliknya jika kondisi pemuda suatu
bangsa mengalami kemerosotan moral, tidak berpendidikan dan tidak mau bekerja
keras maka kehancuran bangsa itu hanyalah tinggal menunggu waktu.
Dengan semangat yang sama
seperti yang dimiliki Ir. Soekarno dalam melihat pemuda itulah, PP KAMMI
melandaskan dasar semangatnya atas Program “100 Ribu Kader KAMMI Penggerak
Kebangkitan Indonesia”. KAMMI ingin ikut berkontribusi dalam melahirkan
generasi muda Indonesia yang memiliki kesadaran kebangsaan dan nasionalisme
yang mendalam, para aktivis mahasiswa yang kedepannya akan menjadi para
pemimpin yang akan mengisi seluruh sektor kehidupan Indonesia mulai dari sektor
pemerintahan, sektor bisnis dan sektor ketiga non-pemerintahan. Jumlah 100.000
aktivis mahasiswa merupakan target yang ingin KAMMI capai dan persembahkan bagi
kemajuan dan kebangkitan Indonesia ke depannya. KAMMI berharap semoga program
rekrutmen 100 Ribu Kader ini juga dapat menjadi letupan kecil, letupan semangat
bagi anak muda Indonesia lainnya. Saatnya kita turun tangan untuk menggerakkan
kebangkitan Indonesia, Salam Pemuda!
*sebagaimana yang telah diterbitkan dibeberapa media dan dipublikasikan ulang via Jurnal KAMMI Kultural*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar