Pengantar Redaksi: Berikut kami upload beberapa foto ketika KAMMI Daerah Yogyakarta melakukan aksi di depan Kantor DPD Partai Golkar DIY dan nyaris bentrok dengan massa Golkar. KAMDA DIY waktu itu dipimpin oleh Imron Rosyadi. KAMMI menuntut pengunduran diri Akbar Tanjung yang terkena kasus korupsi Buloggate. Salah seorang fungsionaris Golkar merespons dengan mengacungkan pedang ke massa aksi KAMMI (lihat foto). Ironisnya, 10 Tahun kemudian, bahkan ada alumni KAMMI yang ingin membubarkan KPK dan kemudian bersekutu dengan partai dan tokoh yang sama. (editor)
Kamis,
07/03/2002 02:04 WIB
KAMMI & Golkar
Nyaris Bentrok
Fotografer: Bagus Kurniawan
(WWW. DETIK.COM)
Unjuk rasa KAMMI DIY di Kantor DPD Partai Golkar, Rabu (6/2/2002), nyaris berakhir dengan bentrokan. Massa Golkar dikantor itu menantang pengunjuk rasa yang menuntut Akbar Tandjung mundur.
Catatan Tim Kastrat KAMMI DIY 2001-2002:
Sebuah totalitas nilai perjuangan … terkadang membuat kita terdorong untuk menempuh cara yang mungkin bagi kita itu adalah “asing” __ beresiko sekalipun; Dalam keterasingan itulah timbul celah-celah kecerdasan untuk mengambil momentum . Ruang kosong membuat kita lebih mudah dan lebih sabar lagi untuk mengomunikasikan ruh perjuangan kepada kader kita sendiri dan juga orang lain. Konsistensi pada isu awal yang kita bawa merupakan argumentasi yang timbul dari hati nurani dan tidak bisa ditutup-tutupi di hadapan rezim penguasa sekalipun.
Sebuah totalitas nilai perjuangan … terkadang membuat kita terdorong untuk menempuh cara yang mungkin bagi kita itu adalah “asing” __ beresiko sekalipun; Dalam keterasingan itulah timbul celah-celah kecerdasan untuk mengambil momentum . Ruang kosong membuat kita lebih mudah dan lebih sabar lagi untuk mengomunikasikan ruh perjuangan kepada kader kita sendiri dan juga orang lain. Konsistensi pada isu awal yang kita bawa merupakan argumentasi yang timbul dari hati nurani dan tidak bisa ditutup-tutupi di hadapan rezim penguasa sekalipun.
Sebagai sebuah konsekuensi perjuangan, maka
totalitas untuk terus mengusung menjadi tuntutan. Gerakan kaum muda memang terkadang reaksioner (atau revolusioner??) ,
tetapi ketika romantisme simbolik perjuangan itu dihalang-halangi maka jangan
heran jika kami sedikit “kreatif” karena kami punya semangat muda dan
kebijakan seorang rahib (sebagaimana sering disebut dalam kredo), Kita punya argumentasi, kita punya kader untuk diajak ber “Test-Case” dan
kita punya strategi untuk beradvoksi …
terus berjuang dan Yakinlah: Innallaha Ma’anaa. (K@strat Kreativity-2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar