16 November 2014

Menuju Gerakan Intelektual KAMMI (Muqaddimah Pertanggungjawaban Kajian Strategis KAMMI DIY 2001-2002)

oleh: Mu'tamar Ma'ruf
Ketua Bidang Kajian Strategis KAMMI DIY 2001-2002, Kini Guru SMP di Jakarta

CATATAN  EDITOR: Tulisan ini merupakan Muqaddimah dari Laporan Pertanggungjawab Bidang Kajian Strategis KAMMI DIY 2001-2002 yang ketika itu digawangi oleh Mu'tamar Ma'ruf. Editor memberikan judul, merangkum kembali bagian-bagian yang terserak dan memperbaiki beberapa masalah penulisan. Naskah Pertanggungjawaban ini penting karena memuat gagasan-gagasan yang mendasari profil "Gerakan Intelektual Profetik" KAMMI sebelum menjadi bagian dari paradigma gerakan di Muktamar Samarinda 2004. Kami berharap, Semoga menjadi inspirasi bergerak dan berkarya bagi kader-kader KAMMI di tahun 2014. Silakan dinikmati sajian dari Forum Diskusi KAMMI Kultural. 

Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”, Maka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?: Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Q. S. Al-Baqarah: 30).

Ayat yang penulis kutip di atas membuat kita bertanya-tanya. Di ayat tersebut, tertulis bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menciptakan seseorang yang nantinya akan dijadikan menjadi khalifah di bumi ini. Ayat di atas jelas tidak menunjuk sebuah kaum, atau manusia secara keseluruhan, tetapi menunjuk seseorang. Siapakah dia?



Pertanyaan ini mengusik perhatian kita bersama karena banyak komunitas atau perseorangan yang mengklaim diri menjadi “kaki tangan Tuhan” di muka bumi. Masih ingatkah kita pada sistem kerajaan yang ada pada masa lalu, selalu siapa saja yang menjadi rajanya akan mengaku dan memproklamirkan diri menjadi “tangan” Tuhan? Kita juga tidak lupa pada masyarakat Yahudi yang mengklaim diri sebagai manusia pilihan Tuhan, karena dari rahim-rahim merekalah para nabi dilahirkan. Dengan klaim ketuhanan tersebut maka meraka merasa berhak mengatur dunia.

Kita juga masih ingat apa yang dilakukan oleh Hitler dengan bangsa Arianya (Ketika mereka menyatakan diri sebagai "ras" terbaik, pent). Kita juga masih ingat dengan orang-orang Jepang di masa lalu yang, dengan klaim penyembahan mereka kepada matahari (sebagai orang beragama Sinto matahari sumber kehidupan), membuat mereka merasa berhak melakukan eksploitasi kepada bangsa lain, dan memaksa bangsa lain untuk tunduk di bawah kaki tangan mereka.

Orang atau kelompok yang mengklaim diri lebih baik dari yang lain tersebut di atas tidak cukup layak dikatakan sebagai Khalifah karena mereka melakukan hal-hal yang telah disindir oleh malaikat, dengan membuat kerusakan di muka bumi dan saling menumpahkan darah. Maka siapakah yang sebenarnya berhak mengklaim diri menjadi khalifah di bumi sebagai manifestasi dari keberadaan Tuhan?

Jadilah Kalian umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia memerintah kepada yang ma’ruf dan mencegah pada yang mungkar, dan beriman kepada Allah …(Q. S Ali ‘imran: 110).

Akhirnya kita menemukan jawabannya: bahwa tenyata seorang manusia yang meyakini bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai satu-satunya Tuhan, maka dia diciptakan dan dijadikan umat terbaik. Seandainya saja kalimat dalam ayat diatas hanya berbunyi “jadilah kalian umat terbaik karena kalian beriman kepada Allah”, maka mungkin saja seorang muslim bisa melakukan ekploitasi dan penindasan kepada manusia lain yang secara Ketuhanan lebih rendah. Namun ternyata tidak. Kalimat dalam ayat tersebut tegas menyebutkan tugas dan tanggung jawab orang yang telah beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai umat terbaik, yaitu memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan-perbuatan yang mungkar. Inilah manusia yang kemudian layak menyandang sebagai seorang Khalifah (pemimpin) di bumiyang lolos dari perkiraan malaikat (yaitu perkiraan bahwa manusia hanya akan melakukan perusakan di muka bumi dan saling membunuh).

Hal inilah yang menjadikan dasar bagi kita bersama, yang telah menjadi seorang mukmin dan muslim ini, untuk mengklaim diri sebagai khalifah di bumi (yakni dengan cara memerintah kepada yang ma’ruf dan mencegah pada yang mungkar, dan beriman kepada Allah, pent.) sehingga bisa berhak untuk menguasai buni dengan tugas-tugas yang ada. Oleh karena itu, KAMMI mempunyai cita-cita menjadi wadah untuk mencetak pemimpin-pemimpin masa depan dalam rangka menciptakan masyarakat yang Islami (sebagai manifestasi dari ayat tersebut, ed.).

Sebagai bagian dari gerakan dakwah, KAMMI merupakan sebuah entitas peradaban. Oleh sebab itu,  KAMMI harus mulai ditempatkan sebagai sebuah miniatur peradaban yang menjanjikan masa depan yang cerah. KAMMI sebagai sebuah gerakan yang terdiri dari intelektual-intelektual muda akan menjadi penentu masa depan bangsa dan dunia ini. Oleh sebab itu, KAMMI harus mulai menorehkan tinta emasnya untuk membuat sejarah masa depan. Peran ini tidak hanya bisa ditumpukan pada kader-kader KAMMI sebagai individu, tetapi harus ditumpukan kepada KAMMI sendiri sebagai sebuah institusi. Masa depan tersebut akan dapat diraih oleh KAMMI manakala KAMMI mempunyai orientasi yang jelas sebagai institusi gerakan. 

Sebuah gerakan dakwah yang mengambil segmentasi gerakan “mahasiswa” membutuhkan sebuah kredibilitas sosial. Kredibilitas sosial itu dapat terbentuk manakala KAMMI tidak hanya mempunyai kader-kader yang cerdas, melainkan juga KAMMI sendiri sebagai sebuah institusi harus mempunyai kredibilitas institusional (di mata publik, ed). Kredibilitas tersebut dapat diraih jika KAMMI mempunyai kredibilitas moral, kredibilitas emosional, dan kredibilitas intelektual. Sebagai bagian dari gerakan dakwah maka KAMMI secara otomatis mempunyai kredibilitas moral (yang dibangun melalui perkaderan dakwah Islam, ed). Di samping itu, KAMMI sebagai gerakan yang punya soliditas dari sisi kader, juga mempunyai kredibilitas emosional). Adapun yang masih belum dirasakan didalam KAMMI adalah kredibilitas intelektual.  Di sini, intelektual yang dimaksud adalah intelektual dalam arti luas, yakni intelektual yang bertanggungjawab. Akan tetapi, KAMMI tidak boleh hanya terjebak dengan kenikmatan sesaat dari intelektualisme, karena nantinya hanya akan menimbulkan onani intelektual.

Orientasi dan kredibilitas KAMMI tidak akan bisa berjalan kalau tidak didukung sebuah landasan gerakan yang benar dan kokoh, yang kemudian dijadikan sebagai ideologi KAMMI. Landasan gerakan inilah yang akan meniadakan kesan kepada kader bahwa KAMMI mempunyai kader yang semu dan militansi yang semu pula. 

Semua cita-cita dan harapan merupakan kerja jangka panjang dan membutuhkan tenaga dan perhatian yang utuh, dan harus dimulai dari sekarang. Hal inilah yang menyebabkan bidang Kajian Strategis mengambil peran untuk menulis sejarah masa depan KAMMI dalam program kerjanya selama satu tahun terakhir masa kepengurusan KAMMI DIY periode 2000/2002. Adapun program-program kerja bidang antara lain :

1. Pengkaderan Politik
Kaderisasi politik yang dimaksut dalam kesempatan ini adalah bagaimana menanamkan pengetahuan politik dan idiologi yang berkembang kontemporer dan kemudian pemahaman dilanjutkan pada strategi politik yang dilakukan gerakan-gerakan yang ada baik pemerintah, aliran idiologis, dan gerakan mahasiswa. Peogram kaderisasi ini terdiri dari beberapa tahap kerja, yang antara lain Daurah Siyasi II.

Dauroh Siyasi II ini tidak lagi berbicara tentang wacana politik dan ideologi yang melangit, tetapi sudah mulai berbicara strategi politik. Akan tetapi, hal itu semua tetap dilandasi sebuah fundamen ideologi dan filsafat serta strategi politik Islam. Pemahaman yang kuat terhadap landasan filosofi dan politik islam akan dapat dijadikan pisau analisis (metodologi, ed.) untuk menganalisa semua permasalahan politik di lapangan. 

2. Pengembangan Sumber Daya Intelektual
Kredibilitas yang dimiliki oleh KAMMI sebagai sebuah gerakan dakwah dan gerakan mahasiswa baru pada kredibilitas moral dan emosional, masih satu kredibilitas yang belum terpenuhi didalam KAMMI, yaitu kredibilitas intelektual. Melihat kondisi ini maka Kajian Strategis mempunyai tanggungjawab intelektual untuk melakukan pemberdayaan atas hal itu, walaupun baru dimulai dari kelompok-kelompok terbatas. 

3. Limited Group
Limited Group ini merupakan akar kelahiran kultur intelektual dalam KAMMI. Limited group bertugas untuk merumuskan landasan dan orientasi gerakan, mada kerja limited group ini selama sisa periode kepengurusan KAMMI DIJ periode 2000/2002, dan bisa diperpanjang jika di kemudian hari dirasa perlu. Keanggotaan Limited Group sangat tergantung dari komitmen untuk memikirkan KAMMI ke depan, waktu dan perhatian sangat diharapkan bisa penuh.

4. Fungsi Eksternal
Sebagai fungsi yang menjadi ciri KAMMI dari kelahiran hingga sekarang adalah responsnya terhadap issue-issue politik, baik lokal, nasional maupun internasional. Sebagai konsekuensi "iman" yang telah dipilihnya, maka adalah tanggung jawab KAMMI jika melihat kemungkaran harus secara cakap melakukan respons terhadapnya. Fungsi eksternal ini dilaksanakan dalam berbagai aksi dan demonstrasi merespons transisi reformasi di tahun ini.

5. Pembentukan Lokus Bidang Profesi
Masa depan telah membentang bahwa gerakan mahasiswa akan dituntun untuk memberikan kontribusi positif dalam kontruksi bangsa dan negara, dia tidak hanya sebagai alas perubahan tetapi juga sebagai pemegang perubahan. Kebanyakan gerakan mahasiswa sekarang hanya berhenti pada gerakan moral yang kosong, bukan gerakan mahasiswa yang betul-betul intelektual dan ilmiah serta mampu memberikan penyelesaian-penyelesaian permasalahan bangsa. 

Sebaga sebuah cita-cita yang sangat besar untuk melihat masa depan gerakan mahasiswa, maka kita mencoba melakukan proyeksi masa depan bangsa. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa hidup tidaknya gerakan mahasiswa (di dunia ketiga) sangat tergantung oleh situasi perpolitikan negara. Berhubungan dengan hal itu, kami mencoba melakukan prediksi bahwa perkembangan bangsa 10-20 tahun ke depan akan mengalami perkembangan yang akan lebih baik. Perkembangan ini harus kita antisipasi bersama, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sebuah kemutlakan, untuk bisa kita menjadi pemimpin masa depan. 

Dengan hal demikian, maka kami merasa perlu untuk membentuk kelompok-kelompok yang konsen dengan keilmuan, yang dengan itu dapat dikembangkan dan didayagunakan dengan baik. Target dari rencana ini adalah melakukan revolusi terhadap gerakan mahasiswa, bahwa gerakan mahasiswa tidak hanya dapat berbicara dalam level sosial politik yang populis dan elitis, tetapi juga mumpuni secara keilmuan serta bertumpu dan bersandar  kepadanya. Sistem dalam gerakan mahasiwa sekarang yang berakar komisariat berbasis teritorial ke depan harus berubah menjadi komisariat berbasis keilmuan.

Hal inilah yang mendorong Kajian Strategis untuk membentuk komunitas-komunitas profesi yang paradigmatis dan terencana secara jangka panjang. 

(Secara garis besar, tahun ini Kajian Strategis berhasil menginisiasi Forum Ekonomi KAMMI yang berisi kader-kader ekonomi KAMMI dari berbagai Komisariat. Namun, forum tersebut tidak dilanjutkan di kepengurusan-kepengurusan selanjutnya, ed.)

Sebagai sebuah perjuangan untuk membentuk peradaban dengan unsur dan prasarat yang tidak sedikit, kita harus mempunyai kesadaran kritis sebagai prasyarat penting menumbuhkan dan menciptakan konsep-konsep baru dalam  peradaban yang ingin di bangun. Oleh sebab itulah, sebagai kata-kata penutup sebelum perpisahan (di KAMMI DIY), saya berpesan “jika antum bekerja untuk KAMMI, maka KAMMI akan hidup hari ini. Namun jika antum berfikir untuk KAMMI, maka KAMMI akan hidup di masa depan"

Seorang penyair memberikan ungkapannya sebagai berikut:
            Sebuah bisikan……………..
Wahai pewaris wahyu !
Mereka mengira dirimu bagaikan sebuah otopia
Atau sebuah impian yang hadir di ruang hampa.
Atau sebuah ide yang tenggelam ditelan masa
Mereka membaca ibarat sebuah dongeng picisan
Dan mengkhayal bagai alam penuh burung hantu dan gagak
Ternyata alammu diatas segala alam
Jiwamu dibawah naungan sang Maha Pencipta
Kenyataanmu bagaikan secercah cahaya rahasia alam nyata
Wahyu dan inspirasimu turun dari langit yang baka
“Inilah aku jiwa yang diberi ilham”.
“Inilah aku pewaris wahyu dan sumber inspirasi”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar