16 Maret 2013

Dharma Setyawan: Mencintai KAMMI dengan 'Gila' (Cerita dari Sarasehan Jakarta-1)

GambarJAKARTA-Dharma (25) mengalami demam ketika akan berangkat ke Jakarta hari Jumat sore. Namun, ia tetap melangkahkan diri menuju stasiun guna menghadiri Sarasehan Intelegensia KAMMI II di Jakarta, 15-17 Februari 2011.

"Iya, saya agak sakit sejak tadi pagi", jawabnya ketika ditanya redaksi di kereta Progo. 

Dharma berangkat ke Jakarta bersama 7 orang rekannya dari Yogya. Mereka berangkat dari Stasiun Lempuyangan menuju Jatinegara pada Jumat sore. Rencananya, mereka akan mengikuti sarasehan selama dua hari.

Dalam keadaan sakit, Dharma terbaring lemah di atas kursi kereta. "Rasanya mumet dan panas sekali", komentarnya sambil beristirahat.

Beruntung, ada seorang ibu yang baik hati. Ibu yang bernama Sri Suradi ini berkenan memberikan obat, air minum, hingga sedikit 'terapi' untuk Dharma. Padahal, beliau bukan seorang muslim.

Akhirnya, setelah makan, minum obat, dan istirahat cukup, Dharma merasa sedikit baikan. "Saya seperti mendapatkan ibu di sini", komentar Dharma. Beliau asli Yogya, tinggal di daerah Ngupasan.

Berangkat sarasehan dengan badan yang sakit menjadi kenangan tersendiri bagi mahasiswa Pascasarjana di UGM ini. "Ini seperti mencintai KAMMI dengan Gila. Tak apalah, yang penting bisa diskusi dan berbagi pemikiran di Sarasehan Jakarta", tukas Dharma.

Edy, teman Dharma yang membersamai di kereta menambahkan, Dharma memang agak padat aktivitasnya beberapa hari terakhir. "Beberapa hari yang lalu, ia pergi ke Wonosari bersama saya. Kemudian lanjut dengan aktivitas di kampus. Hingga akhirnya hari ini tumbang.

Tetapi, semangat untuk mengikuti sarasehan membuat sakit tak terasa. "Semoga bisa berkontribusi pemikiran di Sarasehan ini", ungkap mantan ketua KAMMI STAIN Metro.

Ini salah satu dari beragam cerita di Sarasehan Inteligensia KAMMI II di Jakarta. Mana ceritamu?

Mari Mencintai KAMMI dengan.... apapun! [maru]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar