16 Maret 2013

Sarasehan Inteligensia KAMMI Gagas Gerakan Keilmuan (Cerita dari Sarasehan Jakarta-2)

Siaran Pers

Subjek             : Sarasehan Inteligensia KAMMI

Kontak             : Umar (08195485931)

JAKARTA (16/3)—Sarasehan Inteligensia KAMMI di Jakarta telah menapak pada hari kedua. Pertemuan ini menggagas format Gerakan Keilmuan yang bisa diaplikasikan oleh gerakan mahasiswa, terutama KAMMI.

Pertemuan hari kedua ini menghadirkan Rijalul Imam, mantan Ketua Umum PP KAMMI, sebagai pembicara.  Menurutnya, saat ini Indonesia bergerak tanpa arah dan orientasi yang jelas. “gerakan mahasiswa harus mengisi kekosongan wacana kenegaraan saat ini”, tambah mantan Ketua Umum KAMMI DIY tersebut.

Selain Rijalul Imam, sarasehan ini juga menghadirkan Mu’tamar Ma’ruf dan Budiana. Mu’tamar adalah Ketua Bidang kajian Strategis KAMMI DIY 2001-2002, sementara Budiana adalah Ketua Badan Permusyawaratan KAMMI Pusat 2006-2008.

Mu’tamar menekankan perlunya gerakan mahasiswa saat ini bertransformasi menjadi gerakan pengetahuan. “Sudah saatnya aktivitas KAMMI bukan sekadar demonstrasi di jalanan, tapi juga punya kapasitas professional dan keilmuan yang ketat”,  kata guru di salah satu sekolah internasional ini. Mu’tamar mengusulkan agar Komisariat itu tidak lagi berbasis kampus, tapi juga berbasis keilmuan atau kompetensi professional.

“Bisa saja gerakan mahasiswa itu punya Komisariat Hukum, Komisariat Kepolisian dan Keamanan, Komisariat Kedokteran, dan lain-lain. Jadi, bukan sekadar Komisariat UGM, UNJ, UIN, LIPIA, dsb”, imbuh Mu’tamar. Wujud Komisariat profesional ini bisa diaplikasikan pada tingkat daerah, dan menjadikan daerah menjadi 'lumbung solusi' bagi KAMMI dalam menghadapi permasalahan bangsa.

Acara ini digelar sebagai wujud kontribusi Forum Diskusi Kultural KAMMI untuk mengisi kekosongan wacana di gerakan mahasiswa saat ini. Dalam pandangan Forum Diskusi Kultural, KAMMI tidak sekadar menjadi gerakan aksi jalanan, tetapi juga harus mulai masuk pada ranah-ranah keilmuan  dan professional yang memungkinan mahasiswa bermafaat bagi rakyat Indonesia.

Oleh sebab itulah, forum ini menggagas tema sentral “Menggugat Peran Ke-Indonesia-an KAMMI”, agar gerakan mahasiswa mampu menjadi penopang reformasi Indonesia dengan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki. 

Tetaplah mencintai KAMMI dengan sederhana. [maru]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar