oleh: Saiful Islam Robbani
Anggota Biasa KAMMI Sosial Medik, Universitas Padjadjaran
Intelektual Profetik itu Ilusi
Toh, kau juga tak pernah mau mencoba mencicipi
Bahkan kadang menutup diri
Hingga akhirnya "logika" menjadi tak berarti lagi
Toh, kau juga tak pernah mau mencoba mencicipi
Bahkan kadang menutup diri
Hingga akhirnya "logika" menjadi tak berarti lagi
Coba memahamkan, kau malah curigai
Tuduh aku penyakit, kiri, hingga barisan sakit hati
Tak apa, tak ada yg salah
Kau mengupayakan kebaikan
Pun juga aku mengusahakannya
Tuduh aku penyakit, kiri, hingga barisan sakit hati
Tak apa, tak ada yg salah
Kau mengupayakan kebaikan
Pun juga aku mengusahakannya
Tapi, ingin kutegaskan
Ilmu itu membuatmu berlari
Tak hanya puas dengan berjalan kaki
Atau malah nyaman dengan sebuah oligarki
Ilmu itu membuatmu berlari
Tak hanya puas dengan berjalan kaki
Atau malah nyaman dengan sebuah oligarki
Kau tau Gramsci?
Ah, mungkin kau anti
Beliau berujar banyak tentang hegemoni
Hanya takut, ketakutanmu itu jd sebab kau tak sadarkan diri
Bahwa jiwamu sedang terhegemoni
Ah, mungkin kau anti
Beliau berujar banyak tentang hegemoni
Hanya takut, ketakutanmu itu jd sebab kau tak sadarkan diri
Bahwa jiwamu sedang terhegemoni
Ku sebut ini ironi
Konsep yg katanya menjadi cara pandang organisasi.
Malah kau nikmati sebatas pemanis oligarki.
Ilusi!
Konsep yg katanya menjadi cara pandang organisasi.
Malah kau nikmati sebatas pemanis oligarki.
Ilusi!
Akhirnya, semoga,
Dia tetap menjaga akal sehat kita,
dari setan setan bising penutup logika,
atau iblis iblis liar penghasut emosi,
sampai tuyul-tuyul anti ilmu yg merdeka.
Dia tetap menjaga akal sehat kita,
dari setan setan bising penutup logika,
atau iblis iblis liar penghasut emosi,
sampai tuyul-tuyul anti ilmu yg merdeka.
Dan kusampaikan,
Sajak ini bukan pembenaran diri.
Jangan juga kau anggap sebagai sebuah pledoi.
Sajak ini bukan pembenaran diri.
Jangan juga kau anggap sebagai sebuah pledoi.
Sekali lagi,
Tak apa kau cap aku apa saja, tak peduli.
Tak apa kau cap aku apa saja, tak peduli.
Hanya, kau mungkin lupa,
"Profetik" ini penegasan tendensi.
"Profetik" ini penegasan tendensi.
Awal Mei, 2015. Di bawah keserakahan “Padjadjaran”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar